Previous chapter:
Chapter 95: Ambil Putri Kerajaan Estia 2
Next chapter:
Chapter 97: Pikiran yang Tak Terhitung 2
PREVIEW
... i secara impulsif dia tetap duduk di pahanya. Dia memeluknya dengan sopan dan tegas, namun berhati-hati agar tidak menyentuhnya secara tidak pantas. Dia tidak bisa menahan tawa. Dia bertingkah seperti kursi sungguhan.
This content is taken from fгee𝑤ebɳoveɭ.cøm.
Ada rasa nyaman dan stabilitas saat dia bersandar padanya, membentang dari dada hingga ujung jarinya. Itu adalah situasi yang aneh, dan dia harus menahan diri untuk tidak menyandarkan wajahnya di bahu pria itu.
Ish ...
YOU MAY ALSO LIKE