Previous chapter:
Chapter 188: – Tanda yang Terbakar di Langit
Next chapter:
Chapter 190: – Cahaya Terakhir di Ujung Pedang
PREVIEW
... ing. Sisa ritual pemurnian telah musnah, tapi tanah belum sempat mendingin. Udara masih berbau darah dan debu sihir yang meledak semalam. Tak jauh darinya, Lyra duduk di bawah reruntuhan pilar, tangannya menggenggam luka di sisi perut.
Kaelen menghampiri dan berlutut di sampingnya.
“Kau seharusnya istirahat,” katanya pelan.
Lyra tersenyum tipis, napasnya berat. “Kau juga. Tapi kita terlalu keras kepala untuk itu, bukan?”
Dia tertawa kecil, tapi segera batuk. Kaele ...
YOU MAY ALSO LIKE