Previous chapter:
Chapter 151: – Riuh Kenangan yang Pudar
Next chapter:
Chapter 153: – Bayangan di Balik Cahaya
PREVIEW
... oleh suara langkah-langkah gugup.
Dia membuka matanya perlahan, menemukan dirinya masih bersandar di batang pohon, api unggun kecil di tengah perkemahan hampir padam. Embun pagi menyelimuti tanah seperti tirai tipis.
Suara langkah itu semakin mendekat.
Kaelen menyipitkan mata.Siluet seseorang — cepat, gelisah, membawa sesuatu.
"Siapa di sana?"Suaranya parau, tapi cukup untuk membuat figur itu membeku.
Dari kegelapan, Serina muncul, napasnya berat.
...
YOU MAY ALSO LIKE