Previous chapter:
Chapter 163: – Luka yang Tidak Terlihat
Next chapter:
Chapter 165: – Retakan yang Membesar
PREVIEW
... erasa seperti hukuman yang lambat.
Di sepanjang lembah, para prajurit dari kedua kubu sibuk mengubur mayat. Mereka tak bicara banyak, hanya bertukar pandang seperlunya. Rasa benci tetap ada, tapi kelelahan dan duka memenangkannya untuk sementara.
Kaelen berdiri di sisi parit besar yang baru digali. Serina pernah gugur tidak jauh dari tempat ini. Tapi bahkan wajahnya kini mulai kabur di benak Kaelen.
“Apa aku penjahat?” gumamnya.
Terran, bocah itu, berdiri di sebel ...
YOU MAY ALSO LIKE