Previous chapter:
Chapter 164: – Tiga Hari Damai
Next chapter:
Chapter 166: – Garis yang Terkikis
PREVIEW
... namun suara langkah kaki dan derit senjata kembali terdengar seperti ritme perang yang tak pernah benar-benar berhenti.
Kaelen berdiri di depan pasukannya. Pandangannya kosong. Di tangannya, surat dari Lyra yang belum ia buka, terasa berat meski hanya selembar kertas.
“Siap untuk maju, Panglima?” tanya Alden, bersenjata lengkap, wajahnya keras.
Kaelen tak langsung menjawab. Lalu pelan, mengangguk. “Kita akan mulai dengan sayap timur. Cukup untuk mengganggu, bukan menghabi ...
YOU MAY ALSO LIKE