Previous chapter:
Chapter 166: – Garis yang Terkikis
Next chapter:
Chapter 168: – Jalan yang Membelah
PREVIEW
... Pohon-pohon di sekitar terbakar sebagian, menghitam, tetapi tetap berdiri seolah keras kepala menolak tumbang. Kaelen berdiri di puncak bukit kecil, memandangi sisa-sisa benteng kecil Ordo Cahaya yang baru saja dihancurkan oleh pasukannya dua hari lalu.
Tapi tak ada rasa bangga. Tak ada perayaan.
Hanya sunyi. Dan bekas tawa yang seharusnya ada, tapi tak ditemukan.
Lyra naik ke bukit itu, napasnya berat.
“Kita sudah mencari di sekeliling. Tidak ada yang selamat.”Ia ...
YOU MAY ALSO LIKE