Previous chapter:
Chapter 167: – Di Antara Reruntuhan
Next chapter:
Chapter 169: – Garis yang Mulai Retak
PREVIEW
... aelen. Hujan belum turun, tapi tanah sudah lembab, seolah dunia pun ragu untuk menjatuhkan tetes airnya. Kaelen berdiri di luar tenda, tatapannya jauh menembus kabut pagi.
Di belakangnya, suara langkah pelan terdengar. Lyra muncul, membawa dua cangkir logam berisi ramuan hangat.
“Kau belum tidur,” katanya sambil menyodorkan satu cangkir.
Kaelen menerima, tapi tak langsung menyesap. “Apa aku terlihat seperti orang yang bisa tidur?”
“Kau terlihat seperti seseorang y ...
YOU MAY ALSO LIKE