Previous chapter:
Chapter 172: – Meja Batu dan Api
Next chapter:
Chapter 174: – Bayangan di Balik Dinding
PREVIEW
... itu. Dinding batu yang dingin dan lembap seolah berbisik, menyimpan sejarah dari ribuan tangan yang pernah menggali di sana—sebagian besar tak pernah keluar hidup-hidup. Suara tetesan air dari langit-langit seperti hitungan waktu, perlahan tapi pasti menekan batas kesabaran.
Kaelen berjalan paling depan, obor di tangannya nyaris tak cukup menerangi sekeliling. Di belakangnya, empat orang bergerak diam: Lyra, Alden, Saren—ahli perang bawah tanah dari pasukan timur—dan Khevan, pemuda kuri ...
YOU MAY ALSO LIKE