Previous chapter:
Chapter 173: – Nafas di Dalam Kegelapan
Next chapter:
Chapter 175: – Arsip yang Hilang
PREVIEW
... udara lembap yang mengendap di dinding batu tua, tapi juga karena aura ganjil yang menggantung—seperti sesuatu yang sedang mengawasi mereka dari balik tembok.
Kaelen berdiri terpaku di depan ukiran nama ibunya. Sentuhan jarinya masih menempel di batu, dan jantungnya berdetak tak karuan.
“Apa kau yakin itu nama ibumu?” bisik Lyra, mendekatinya. Suaranya pelan, tapi jelas menyimpan kekhawatiran.
Kaelen mengangguk perlahan, walau ia sendiri tak yakin kenapa bisa yakin. “Aku. ...
YOU MAY ALSO LIKE