Previous chapter:
Chapter 177: – Penjaga Bayangan
Next chapter:
Chapter 179: – Bayangan yang Kembali
PREVIEW
... usup lewat celah-celah baju pelindung Kaelen, tapi ia tak menggigil. Tubuhnya sudah kebal terhadap rasa nyeri dan dingin, namun pikirannya... tidak.
Ia berjalan seorang diri melewati jalur yang tak pernah diinjak siapa pun selama puluhan tahun. Di kejauhan, siluet gelap Menara Bayangan muncul—menjulang, bengkok seperti jari yang menunjuk ke langit.
Langkahnya berhenti di depan reruntuhan batu penanda. Di sana, simbol yang sama dengan yang tertoreh di lengan kirinya terpahat pada ...
YOU MAY ALSO LIKE