Previous chapter:
Chapter 185: – Senyap Sebelum Badai
Next chapter:
Chapter 187: – Darah Pertama di Altar Suci
PREVIEW
... yang lembab. Kaelen berjalan paling depan, obor di tangan kirinya, pedang di tangan kanan. Di belakangnya, Lyra, Alden, dan tiga puluh pejuang terbaik menyusuri terowongan tua yang pernah runtuh, dibangun jauh sebelum Ordo Cahaya mengklaim kota suci.
Batu-batu dindingnya basah, dan sesekali dari sela-sela bebatuan terdengar bisikan samar—entah suara air menetes atau sesuatu yang lebih gelap dari sekadar gema.
“Tempat ini... dingin seperti kematian,” gumam Alden, menyentuh dinding ...
YOU MAY ALSO LIKE